Rabu, 02 September 2009
Penatapen
PENATAPEN (PEMANDANGAN)
Penatapen adalah merupakan tempat lintasan jalan Medan - Brastagi yang dekat dengan perbatasan antara Tanah Karo dengan Deli Serdang. Di tempat ini sering digunakan sebagai tempat pemberhentian sejenak bagi orang yang telah lelah dalam perjalanan sambil menikmati hangatnya jagung rebus dan jagung bakar. Dari sini kita bisa memandang ke arah Bandar Baru dan Medan, juga bisa melihat air terjun Sikulikap serta jalur pendakian ke gunung Sibayak.
Penatapen adalah merupakan tempat lintasan jalan Medan - Brastagi yang dekat dengan perbatasan antara Tanah Karo dengan Deli Serdang. Di tempat ini sering digunakan sebagai tempat pemberhentian sejenak bagi orang yang telah lelah dalam perjalanan sambil menikmati hangatnya jagung rebus dan jagung bakar. Dari sini kita bisa memandang ke arah Bandar Baru dan Medan, juga bisa melihat air terjun Sikulikap serta jalur pendakian ke gunung Sibayak.
Sembahe
SEMBAHE
Sembahe merupakan salah satu lintasan jalan raya Medan - Brastagi sekitar 35 km dari Medan. Memiliki udara yang sejuk dan sungai jernih yang sangan cocok untuk tempat pemandian. Banyak pengunjung datang ke sini untuk santai pada akhir pekan atau libur umum. Tempat ini dapat ditempuh selama 45 menit dengan kendaraan bermotor dari kota Medan.
Sembahe merupakan salah satu lintasan jalan raya Medan - Brastagi sekitar 35 km dari Medan. Memiliki udara yang sejuk dan sungai jernih yang sangan cocok untuk tempat pemandian. Banyak pengunjung datang ke sini untuk santai pada akhir pekan atau libur umum. Tempat ini dapat ditempuh selama 45 menit dengan kendaraan bermotor dari kota Medan.
Gunung Sibayak
Gunung Sibayak
Gunung Sibayak yang terletak didataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.094 m dari permukaan laut. Gunung yang keadaan puncaknya yang sudah porak poranda karena letusan di masa lalu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: dari desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Gunung Sibayak ini merupakan gunng api yang masih aktif, dan mempunyai kawah yang cukup landai untuk dituruni dan tampak tidak terlalu berbahaya asalkan jangan terlalu dekat. Gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Seperti halnya Gunung Gede di Jawa Barat, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki lokal dimalam minggu. Mereka biasanya mulai mendaki sekitar jam 02.00 dini hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit dipuncak gunung ini. Dari puncak gunung ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota Medan di kejauhan.Faktor kondensasi di gunung ini sangat tinggi yang menyebabkan seringnya terlihat kabut yang bergerombol didaerah puncak.
Gunung Sibayak yang terletak didataran tinggi Karo dengan ketinggian 2.094 m dari permukaan laut. Gunung yang keadaan puncaknya yang sudah porak poranda karena letusan di masa lalu ini bisa dicapai dari dua tempat yaitu: dari desa Raja Berneh (Semangat Gunung) dan dari kota Brastagi. Gunung Sibayak ini merupakan gunng api yang masih aktif, dan mempunyai kawah yang cukup landai untuk dituruni dan tampak tidak terlalu berbahaya asalkan jangan terlalu dekat. Gunung ini tidak begitu sulit untuk didaki bahkan oleh seorang pemula sekalipun. Seperti halnya Gunung Gede di Jawa Barat, gunung ini selalu ramai dikunjungi oleh para pendaki lokal dimalam minggu. Mereka biasanya mulai mendaki sekitar jam 02.00 dini hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit dipuncak gunung ini. Dari puncak gunung ini kita bisa menyaksikan pemandangan kota Medan di kejauhan.Faktor kondensasi di gunung ini sangat tinggi yang menyebabkan seringnya terlihat kabut yang bergerombol didaerah puncak.
Tanah Karo
Informasi Umum Tanah Karo
Tanah Karo merupakan dataran tinggi karo dgn ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 600 sampai 1400 meter diatas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17 derajat celcius.
Didataran tinggi Karo inilah bisa kita temukan indahnya nuansa alam pegunungan dgn udara yg sejuk dgn ciri khas daerah buah dan sayur. Di Daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti Kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.
Dilihat dari Geografi Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu Sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah TIngkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2 derajat 50 menit Lintang Utara sampai 3 derajat 19 menit Lintang Utara dan 97 derakat 55 menit Bujur Timur sampai dengan 98 derajat 38 menit Bujur Timur.
Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah:- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Daerah Istimewa Aceh)
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1400 meter diatas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:- Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 meter diatas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4.49 %)- Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35 %)- Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter diatas pemukaan laut seluas 79.215 Ha (37,24%)- Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1400 meter dari permukaan laut seluar 112.587 Ha (52,92%)
Ibukota
Kabanjahe
Luas Wilayah
2.127,25 km ²
Letak
140 - 1,400 m di atas permukaan laut
Jumlah Penduduk
276.763
Kepadatan Penduduk
130 jiwa/km ²
PDRB/Kapita
US$ 491
Iklim
Tropis basahCurah hujan 1.000 - 4.000 mm/tahunSuhu udara 16°C - 27°CKelembaban udara 82%
Potensi
Komoditas sayur-mayur dan buah-buahan Sumber daya hutan (kayu gergajian, log pinus, log rimba) Sumber daya perkebunan (kopi, kemiri, kemenyan) Sektor perikanan darat Bahan galian C (dolomit dan belerang, batu, pasir) Sektor pariwisata (pemandangan alam, udara yang sejuk, bukit-bukit)
Peluang
Industri pengolahan buah-buahan dan sayur-mayur Investasi Industri hasil hutan (kayu lapis) Pembangunan kawasan wisata, hotel dan restoran
Tanah Karo merupakan dataran tinggi karo dgn ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 600 sampai 1400 meter diatas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17 derajat celcius.
Didataran tinggi Karo inilah bisa kita temukan indahnya nuansa alam pegunungan dgn udara yg sejuk dgn ciri khas daerah buah dan sayur. Di Daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti Kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.
Dilihat dari Geografi Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu Sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah TIngkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2 derajat 50 menit Lintang Utara sampai 3 derajat 19 menit Lintang Utara dan 97 derakat 55 menit Bujur Timur sampai dengan 98 derajat 38 menit Bujur Timur.
Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah:- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Daerah Istimewa Aceh)
Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1400 meter diatas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:- Daerah ketinggian 140 sampai dengan 200 meter diatas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4.49 %)- Daerah ketinggian 200 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35 %)- Daerah ketinggian 500 sampai dengan 1000 meter diatas pemukaan laut seluas 79.215 Ha (37,24%)- Daerah ketinggian 1000 sampai dengan 1400 meter dari permukaan laut seluar 112.587 Ha (52,92%)
Ibukota
Kabanjahe
Luas Wilayah
2.127,25 km ²
Letak
140 - 1,400 m di atas permukaan laut
Jumlah Penduduk
276.763
Kepadatan Penduduk
130 jiwa/km ²
PDRB/Kapita
US$ 491
Iklim
Tropis basahCurah hujan 1.000 - 4.000 mm/tahunSuhu udara 16°C - 27°CKelembaban udara 82%
Potensi
Komoditas sayur-mayur dan buah-buahan Sumber daya hutan (kayu gergajian, log pinus, log rimba) Sumber daya perkebunan (kopi, kemiri, kemenyan) Sektor perikanan darat Bahan galian C (dolomit dan belerang, batu, pasir) Sektor pariwisata (pemandangan alam, udara yang sejuk, bukit-bukit)
Peluang
Industri pengolahan buah-buahan dan sayur-mayur Investasi Industri hasil hutan (kayu lapis) Pembangunan kawasan wisata, hotel dan restoran
Lau Debuk Debuk
Lau Debuk-Debuk
Lau Debuk-debuk merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas dengan kandungan belerang, banyak dikunjungi oleh turis untuk menikmati hangatnya air belerang dalam suasana kesejukan udara pegunungan. Desa ini terletak lebih kurang 10 km dari Bandar Baru menuju Brastagi, di kaki gunung Sibayak yang memiliki ketinggian sekitar 2.100 km dari permukaan laut
Daerah wisata gunung api ini terletak pada ketinggian lk 1500 meter dpl. dan berada di bagian selatan gunung api Sibayak, termasuk ke dalam desa Daulu dan Semangatgunung, Kabupaten Dati II Karo. Kawasan ini sudah merupakan wilayah objek wisata gunungapi dan merupakan Lintas alam untuk pendakian menuju gunungapi Sibayak. Lokasi ini dapat ditempuh dari kota Brastagi dengan menggunakan kendaraan roda 4. Mata air panas muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng gunungapi Sibayak. Mata air panas ini kemudian ditampung didalam kolam. Pengelolaan kolam pemandian ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah Dati II Karo dan masyarakat setempat.
Kolam pemandian air panas yang dikelola Pemda Dati II Karo, terletak di desa Daulu. Kolam pemandian terdapat 5 buah dengan temperatur air 350 C dan temperatur udara saat itu sekitar 270 C.Terdapat beberapa kolam di desa ini seperti pemandian kolam air panas alam Sibayak, yang dikelola oleh masyarakat setempat dan saat ini ramai dikunjungi pengunjung. Sebagian pendaki banyak memanfaatkan kolam-kolam air panas ini untuk melepaskan kepenatannya selama pendakian dengan cara berendam di dalam kolam tersebut.
Lau Debuk-debuk merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas dengan kandungan belerang, banyak dikunjungi oleh turis untuk menikmati hangatnya air belerang dalam suasana kesejukan udara pegunungan. Desa ini terletak lebih kurang 10 km dari Bandar Baru menuju Brastagi, di kaki gunung Sibayak yang memiliki ketinggian sekitar 2.100 km dari permukaan laut
Daerah wisata gunung api ini terletak pada ketinggian lk 1500 meter dpl. dan berada di bagian selatan gunung api Sibayak, termasuk ke dalam desa Daulu dan Semangatgunung, Kabupaten Dati II Karo. Kawasan ini sudah merupakan wilayah objek wisata gunungapi dan merupakan Lintas alam untuk pendakian menuju gunungapi Sibayak. Lokasi ini dapat ditempuh dari kota Brastagi dengan menggunakan kendaraan roda 4. Mata air panas muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng gunungapi Sibayak. Mata air panas ini kemudian ditampung didalam kolam. Pengelolaan kolam pemandian ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah Dati II Karo dan masyarakat setempat.
Kolam pemandian air panas yang dikelola Pemda Dati II Karo, terletak di desa Daulu. Kolam pemandian terdapat 5 buah dengan temperatur air 350 C dan temperatur udara saat itu sekitar 270 C.Terdapat beberapa kolam di desa ini seperti pemandian kolam air panas alam Sibayak, yang dikelola oleh masyarakat setempat dan saat ini ramai dikunjungi pengunjung. Sebagian pendaki banyak memanfaatkan kolam-kolam air panas ini untuk melepaskan kepenatannya selama pendakian dengan cara berendam di dalam kolam tersebut.
Air Terjun Sipiso piso
Sipiso-piso
Sipiso-piso terletak lebih kurang 24 km ke utara Kabanjahe menuju ke arah Danau Toba, merupakan air terjun yang terkenal dengan ketinggian lebih kurang 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba. Daerah ini memiliki pemandangan yang indah seperti daerah Tao Silalahi yang berada di dekatnya dan terletak di bagian utara Danau Toba.
Sipiso-piso terletak lebih kurang 24 km ke utara Kabanjahe menuju ke arah Danau Toba, merupakan air terjun yang terkenal dengan ketinggian lebih kurang 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba. Daerah ini memiliki pemandangan yang indah seperti daerah Tao Silalahi yang berada di dekatnya dan terletak di bagian utara Danau Toba.
Gundaling
Gundaling
Bukit Gundaling dengan ketinggian 1.575 meter dari permukaan laut berjarak 3 km dari kota Brastagi. Untuk mencapai bukit ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sado. Di bukit ini terdapat taman yang indah, tempat bersantai dan sarana jalan setapak untuk olahraga yang mengitari puncak bukit Gundaling. Dari puncak bukit dapat dinikmati panorama gunungapi Sibayak dan gunungapi Sinabung yang mengagumkan
Bukit Gundaling dengan ketinggian 1.575 meter dari permukaan laut berjarak 3 km dari kota Brastagi. Untuk mencapai bukit ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sado. Di bukit ini terdapat taman yang indah, tempat bersantai dan sarana jalan setapak untuk olahraga yang mengitari puncak bukit Gundaling. Dari puncak bukit dapat dinikmati panorama gunungapi Sibayak dan gunungapi Sinabung yang mengagumkan
Kampung Lingga
Kampung Lingga
Kampung Lingga terletak di ketinggian sekitar 1.200 m dari permukaan laut, lebih kurang 15 km dari Brastagi. Lingga merupakan perkampungan Batak Karo yang unik, memiliki rumah-rumah adat yang diperkirakan berumur 250 tahun, tetapi kondisinya masih kokoh. Rumah tersebut dihuni oleh 5-6 keluarga yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Rumah adat Karo ini tidak memiliki ruangan yang dipisahkan oleh pembatas berupa dinding kayu atau lainnya.
Objek wisata budaya terdapat di kampung Lingga lk 16 km ke arah selatan kota Brastagi. Sarana jalan cukup baik, dan transportasi umum tersedia. Kampung Lingga memiliki bangunan tradisional seperti: rumah adat, jambur, geriten, lesung, sapo page dan museum karo. Geriten, digunakan sebagai tempat penyimpanan kerangka mayat keluarga tertentu yang dianggap istimewa. Rumah adat karo mempunyai ciri serta bentuk yang sangat khusus, didalamnya terdapat ruangan yang besar dan tidak mempunyai kamar-kamar. Satu rumah dihuni 8 atau 10 keluarga. Rumah adat berupa rumah panggung, tingginya kira-kira 2 meter dari tanah yang ditopang oleh tiang, umumnya berjumlah 16 buah dari kayu ukuran besar.
Kolong rumah sering dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan kayu dan sebagai kandang ternak. Rumah ini mempunyai dua buah pintu, satu menghadap ke barat dan satu lagi menghadap ke sebelah timur. Di depan masing-masing pintu terdapat serambi, dibuat dari bambu-bambu bulat (disebut ture). Ture ini digunakan untuk tempat bertenun, mengayam tikar atau pekerjaan lainnya. Atap rumah dibuat dari ijuk. Pada kedua ujung atapnya terdapat segitiga, disebut ayo-ayo. Pada puncak ayo-ayo terdapat tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke bawah. Selain itu Jambur ini digunakan sebagai tempat musyawarah, tempat mengadili orang-orang yang melanggar perintah raja dan adat yang berlaku.
Kampung Lingga terletak di ketinggian sekitar 1.200 m dari permukaan laut, lebih kurang 15 km dari Brastagi. Lingga merupakan perkampungan Batak Karo yang unik, memiliki rumah-rumah adat yang diperkirakan berumur 250 tahun, tetapi kondisinya masih kokoh. Rumah tersebut dihuni oleh 5-6 keluarga yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Rumah adat Karo ini tidak memiliki ruangan yang dipisahkan oleh pembatas berupa dinding kayu atau lainnya.
Objek wisata budaya terdapat di kampung Lingga lk 16 km ke arah selatan kota Brastagi. Sarana jalan cukup baik, dan transportasi umum tersedia. Kampung Lingga memiliki bangunan tradisional seperti: rumah adat, jambur, geriten, lesung, sapo page dan museum karo. Geriten, digunakan sebagai tempat penyimpanan kerangka mayat keluarga tertentu yang dianggap istimewa. Rumah adat karo mempunyai ciri serta bentuk yang sangat khusus, didalamnya terdapat ruangan yang besar dan tidak mempunyai kamar-kamar. Satu rumah dihuni 8 atau 10 keluarga. Rumah adat berupa rumah panggung, tingginya kira-kira 2 meter dari tanah yang ditopang oleh tiang, umumnya berjumlah 16 buah dari kayu ukuran besar.
Kolong rumah sering dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan kayu dan sebagai kandang ternak. Rumah ini mempunyai dua buah pintu, satu menghadap ke barat dan satu lagi menghadap ke sebelah timur. Di depan masing-masing pintu terdapat serambi, dibuat dari bambu-bambu bulat (disebut ture). Ture ini digunakan untuk tempat bertenun, mengayam tikar atau pekerjaan lainnya. Atap rumah dibuat dari ijuk. Pada kedua ujung atapnya terdapat segitiga, disebut ayo-ayo. Pada puncak ayo-ayo terdapat tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke bawah. Selain itu Jambur ini digunakan sebagai tempat musyawarah, tempat mengadili orang-orang yang melanggar perintah raja dan adat yang berlaku.
TAHURA
Tahura (Taman Hutan Raya Bukit Barisan)
Tahura Bukit Barisan merupakan Tahura ketiga di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988. Pembangunan Tahura ini sebagai upaya konservasi sumber daya alam dan pemanfaatan lingkungan melalui peningkatan fungsi dan peranan hutan.Tahura Bukit Barisan adalah unit pengelolaan yang berintikan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi denga luas seluruhnya 51.600 Ha. Sebagian besar merupakan hutan lindung berupa hutan alam pegunungan yang ditetapkan sejak jaman Belanda, meliputi Hutan Lindung Sibayak I dan Simancik I, Hutan Lindung Sibayak II dan Simancik II serta Hutan Lindung Sinabung. Bagian lain kawasan Tahura ini tersiri terdiri dari CA/TW. Sibolangit, SM. Langkat Selatan TW. Lau Debuk-debuk dan Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit.
FLORA DAN FAUNAKawasan hutan ini didominasi oleh jenis-jenis pohon pegunungan baik jenis lokal maupun yang berasal dari luar. Beberapa jenis tersebut antara lain : Pinus Merkusii, Altingia exelsa, Schima wallichii, Podocarpus sp, Toona surei dan jenis yang lain seperti Durian, Dadap, Rambutan, Pulai, Aren, Rotan, dan lain-lain. Jenis tanaman yang berasal dari luar diantaranya : Pinus caribeae, pinus khasia, Pinus insularis, Eucalyptus sp, Agathis sp, dan lain-lain. Beberapa fauna yang hidup di kawasan ini antara lain : monyet, harimau, siamang, babi hutan, ular, elang, kecil, rusa, treggiling, dan lain-lain.
WISATASebagian dari Kawasan Tahura, terutama sekitar Tongkoh dan Brastagi telah berkembang menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang penting di Sumatera Utara.Faktor penunjang utama sebagai obyek wisata adalah udara yang sejuk, vegetasi alam yang baik dan pemandangan alam yang indah, sumber air dan danau Toba serta budaya yang memikat.Disamping itu sarana prasarana juga cukup memadai, seperti : jalan raya dengan kondisi yang baik dan mulus yang menghubungkan sebagian besar kawasan Tahura, sarana akomodasi dan penginapan, lokasi perkemahan dan jalan setapak dibeberapa kawasan.Bagi yang berminat didunia penelitian (research), Tahura Bukit Barisan juga dapat dijadikan gudang ilmu pengetahuan. Penelitian tidak terbatas pada bidang flora dan fauna saja tetapi juga mencakup bidang hidrologis serta sosial budaya.Sarana akomodasi dan penginapan sudah tersebar disekitar, mulai dari Sibolangit sampai dengan Brantagi baik berupa penginapan sederhana maupun hotel berbintang taraf international. Sebagai jantung utama Tahura Bukit Barisan berada di Tongkoh.Di Tongkoh ini telah disediakan fasilitas penginapan, ruangan primer, perpustakaan, restoran, panggung budaya, juga aktrasi tunggang gajah, serta sarana karantina satwa. Selain untuk wisata , lokasi Tongkoh juga cocok untuk kegiatan penelitian, olah raga misalnya Lintas Wisata Alam dsb.Masyarakat yang bermukim disekitar Tahura Bukit Barisan terdiri dari suku Melayu, Karo, Aceh dan Batak. Mata pencarian penduduk utamanya adalah petani dan pekebun. Produksi utama sayur mayur adalah kol, buncis, wortel, sawi, buah-buahan seperti jeruk Tanah Karo sangatlah terkenal demikian pula buah markisa banyak dikebunkan disini dan dapat dinikmati rasanya dalam bentuk sirup markisa.Pemerintah Daerah sangat berkenan dalam pengembangan budidaya ini, misalnya dalam pentas budaya, pameran buah dalam Festival Buah yang diselenggarakan tiap tahun dsb. Upaya pelestarian budaya, budaya juga dilakukan terhadap peninggalan rumah adat seperti di Lingga.Kawasan Tahura Bukit Barisan memiliki dua buah Gunung yaitu Gunung Sibayak (2.211 m) dan Gunung Sinabung (2.451 m), gunung ini sering menjadi tantangan bagi para pendaki untuk menaklukkannya. Dianjurkan bila ingin mendaki gunung ini minta izin lebih dahulu kepada instansi yang berwenang, untuk persiapan segala sesuatu serta sangat diperlukan adanya pemandu keselamatan
Tahura Bukit Barisan merupakan Tahura ketiga di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988. Pembangunan Tahura ini sebagai upaya konservasi sumber daya alam dan pemanfaatan lingkungan melalui peningkatan fungsi dan peranan hutan.Tahura Bukit Barisan adalah unit pengelolaan yang berintikan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi denga luas seluruhnya 51.600 Ha. Sebagian besar merupakan hutan lindung berupa hutan alam pegunungan yang ditetapkan sejak jaman Belanda, meliputi Hutan Lindung Sibayak I dan Simancik I, Hutan Lindung Sibayak II dan Simancik II serta Hutan Lindung Sinabung. Bagian lain kawasan Tahura ini tersiri terdiri dari CA/TW. Sibolangit, SM. Langkat Selatan TW. Lau Debuk-debuk dan Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit.
FLORA DAN FAUNAKawasan hutan ini didominasi oleh jenis-jenis pohon pegunungan baik jenis lokal maupun yang berasal dari luar. Beberapa jenis tersebut antara lain : Pinus Merkusii, Altingia exelsa, Schima wallichii, Podocarpus sp, Toona surei dan jenis yang lain seperti Durian, Dadap, Rambutan, Pulai, Aren, Rotan, dan lain-lain. Jenis tanaman yang berasal dari luar diantaranya : Pinus caribeae, pinus khasia, Pinus insularis, Eucalyptus sp, Agathis sp, dan lain-lain. Beberapa fauna yang hidup di kawasan ini antara lain : monyet, harimau, siamang, babi hutan, ular, elang, kecil, rusa, treggiling, dan lain-lain.
WISATASebagian dari Kawasan Tahura, terutama sekitar Tongkoh dan Brastagi telah berkembang menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang penting di Sumatera Utara.Faktor penunjang utama sebagai obyek wisata adalah udara yang sejuk, vegetasi alam yang baik dan pemandangan alam yang indah, sumber air dan danau Toba serta budaya yang memikat.Disamping itu sarana prasarana juga cukup memadai, seperti : jalan raya dengan kondisi yang baik dan mulus yang menghubungkan sebagian besar kawasan Tahura, sarana akomodasi dan penginapan, lokasi perkemahan dan jalan setapak dibeberapa kawasan.Bagi yang berminat didunia penelitian (research), Tahura Bukit Barisan juga dapat dijadikan gudang ilmu pengetahuan. Penelitian tidak terbatas pada bidang flora dan fauna saja tetapi juga mencakup bidang hidrologis serta sosial budaya.Sarana akomodasi dan penginapan sudah tersebar disekitar, mulai dari Sibolangit sampai dengan Brantagi baik berupa penginapan sederhana maupun hotel berbintang taraf international. Sebagai jantung utama Tahura Bukit Barisan berada di Tongkoh.Di Tongkoh ini telah disediakan fasilitas penginapan, ruangan primer, perpustakaan, restoran, panggung budaya, juga aktrasi tunggang gajah, serta sarana karantina satwa. Selain untuk wisata , lokasi Tongkoh juga cocok untuk kegiatan penelitian, olah raga misalnya Lintas Wisata Alam dsb.Masyarakat yang bermukim disekitar Tahura Bukit Barisan terdiri dari suku Melayu, Karo, Aceh dan Batak. Mata pencarian penduduk utamanya adalah petani dan pekebun. Produksi utama sayur mayur adalah kol, buncis, wortel, sawi, buah-buahan seperti jeruk Tanah Karo sangatlah terkenal demikian pula buah markisa banyak dikebunkan disini dan dapat dinikmati rasanya dalam bentuk sirup markisa.Pemerintah Daerah sangat berkenan dalam pengembangan budidaya ini, misalnya dalam pentas budaya, pameran buah dalam Festival Buah yang diselenggarakan tiap tahun dsb. Upaya pelestarian budaya, budaya juga dilakukan terhadap peninggalan rumah adat seperti di Lingga.Kawasan Tahura Bukit Barisan memiliki dua buah Gunung yaitu Gunung Sibayak (2.211 m) dan Gunung Sinabung (2.451 m), gunung ini sering menjadi tantangan bagi para pendaki untuk menaklukkannya. Dianjurkan bila ingin mendaki gunung ini minta izin lebih dahulu kepada instansi yang berwenang, untuk persiapan segala sesuatu serta sangat diperlukan adanya pemandu keselamatan
Soal Pupuk di Karo
Medan (Lapan Anam)
Tragis benar nasib para petani di Kabupaten Tanah Karo Simalem. Bagaimana tidak, ketika musim tanam tiba pupuk bersubsidi menghilang dari pasaran. Dan saat panen datang harga malah anjlok.Sementara Pemkab Karo, tidak sedikitpun menaruh perhatian untuk mengatasi persoalan tersebut."Masyarakat petani di "Bumi Turang" Tanah Karo Simalem benar-benar "dianaktirikan" pemerintah dalam hal pupuk bersubsidi, karena hanya memberikan kuota 30 persen dari kebutuhan sebenarnya," tegas Anggota DPRD Sumut daerah pemilihan Karo, Dairi dan Pakpak Bharat, Ir Edison Sianturi kepada wartawan di gedung dewan, Kamis (11/12).Menurut politisi dari Partai Patriot Pancasila ini, dari 48 ribu ton kebutuhan pupuk untuk Tanah Karo, kuotanya hanya 16 ribu ton. "Inilah yang menyebabkan langkanya pupuk bersubsidi di "Bumi Turang" itu," ujar Ir Edison Sianturi yang juga Wakil Ketua DPW Partai Patriot Pancasila Sumut ini.Ir Edison Sianturi yang saat ini duduk sebagai Sekretaris Komisi A DPRD Sumut ini mengungkapkan, siapapun tahu Tanah Karo Simalem merupakan etalase pertanian di daerah ini yang mengangkat dan mengharumkan nama Sumut sampai ke luar negeri. Namun, kesal Edison Sianturi, perlakuan pemerintah yang hanya memberikan kuota 30 persen dari kebutuhan pupuk yang sebenarnya, dinilai sebagai bentuk "anak tiri". Sementara, lanjut Edison, banyak daerah lain di Sumut yang mendapatkan kuota sampai 90 persen.Edison mengakui Pemkab Karo juga kurang menaruh perhatian serius terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi yang telah "menyengsarakan" petani di Tanah Karo. "Seharusnya, kelangkaan pupuk ini menjadi tantangan bagi Dinas Pertanian dan Perdagangan serta bupati Karo untuk memperjuangkan penambahan kuota ke pemerintah pusat sebagai wujud keperdulian kepada masyarakat yang mayoritas menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian," papar Edison.Dengan demikian, kata Edison, kelangkaan pupuk yang selama ini menjadi langganan dan masalah yang tidak pernah terselesaikan, tidak akan pernah terjadi lagi.Selain soal pupuk, Pemkab Karo juga harus memproteksi para petani di daerah itu dari anjloknya harga komoditi hasil pertanian. Selama ini Pemkab Karo cenderung melepas harga sesuai pasar yang hanya menguntungkan pedagang."Inilah yang membuat posisi tawar petani menjadi lemah. Sudah selayaknya Pemkab Karo memiliki Cool Storage untuk bisa menampung hasil pertanian sementara menunggu harga jual membaik. Bila perlu bentuk Perusahaan Daerah yang mengelola/membeli hasil tani masyarakat dengan harga yang tidak meřugikan petani," jelas Edison.Kalau itu yang dilakukan Pemkab Karo, lanjutnya, masyarakat petani akan merasa pemerintah sebagai pelindung mereka. Selain itu, katanya, Pemkab Karo juga perlu menjalin kerjasama dengan kabupaten/kota di Sumut maupun propinsi lain sebagai lahan pemasaran hasil pertanian tersebut."Selama ini 'kan tidak, petani menilai Pemkab Karo belum berpihak kepada rakyat, sehingga timbul sikap apatis terhadap pemerintah. Masyarakat pernah menyampaikan kepada saya bahwa tidak ada gunanya pemerintah bagi mereka. Imej ini 'kan harus segera diubah sehingga rakyat merasa terlindungi," tandas Edison Sianturi. (ms)
Tragis benar nasib para petani di Kabupaten Tanah Karo Simalem. Bagaimana tidak, ketika musim tanam tiba pupuk bersubsidi menghilang dari pasaran. Dan saat panen datang harga malah anjlok.Sementara Pemkab Karo, tidak sedikitpun menaruh perhatian untuk mengatasi persoalan tersebut."Masyarakat petani di "Bumi Turang" Tanah Karo Simalem benar-benar "dianaktirikan" pemerintah dalam hal pupuk bersubsidi, karena hanya memberikan kuota 30 persen dari kebutuhan sebenarnya," tegas Anggota DPRD Sumut daerah pemilihan Karo, Dairi dan Pakpak Bharat, Ir Edison Sianturi kepada wartawan di gedung dewan, Kamis (11/12).Menurut politisi dari Partai Patriot Pancasila ini, dari 48 ribu ton kebutuhan pupuk untuk Tanah Karo, kuotanya hanya 16 ribu ton. "Inilah yang menyebabkan langkanya pupuk bersubsidi di "Bumi Turang" itu," ujar Ir Edison Sianturi yang juga Wakil Ketua DPW Partai Patriot Pancasila Sumut ini.Ir Edison Sianturi yang saat ini duduk sebagai Sekretaris Komisi A DPRD Sumut ini mengungkapkan, siapapun tahu Tanah Karo Simalem merupakan etalase pertanian di daerah ini yang mengangkat dan mengharumkan nama Sumut sampai ke luar negeri. Namun, kesal Edison Sianturi, perlakuan pemerintah yang hanya memberikan kuota 30 persen dari kebutuhan pupuk yang sebenarnya, dinilai sebagai bentuk "anak tiri". Sementara, lanjut Edison, banyak daerah lain di Sumut yang mendapatkan kuota sampai 90 persen.Edison mengakui Pemkab Karo juga kurang menaruh perhatian serius terhadap kelangkaan pupuk bersubsidi yang telah "menyengsarakan" petani di Tanah Karo. "Seharusnya, kelangkaan pupuk ini menjadi tantangan bagi Dinas Pertanian dan Perdagangan serta bupati Karo untuk memperjuangkan penambahan kuota ke pemerintah pusat sebagai wujud keperdulian kepada masyarakat yang mayoritas menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian," papar Edison.Dengan demikian, kata Edison, kelangkaan pupuk yang selama ini menjadi langganan dan masalah yang tidak pernah terselesaikan, tidak akan pernah terjadi lagi.Selain soal pupuk, Pemkab Karo juga harus memproteksi para petani di daerah itu dari anjloknya harga komoditi hasil pertanian. Selama ini Pemkab Karo cenderung melepas harga sesuai pasar yang hanya menguntungkan pedagang."Inilah yang membuat posisi tawar petani menjadi lemah. Sudah selayaknya Pemkab Karo memiliki Cool Storage untuk bisa menampung hasil pertanian sementara menunggu harga jual membaik. Bila perlu bentuk Perusahaan Daerah yang mengelola/membeli hasil tani masyarakat dengan harga yang tidak meřugikan petani," jelas Edison.Kalau itu yang dilakukan Pemkab Karo, lanjutnya, masyarakat petani akan merasa pemerintah sebagai pelindung mereka. Selain itu, katanya, Pemkab Karo juga perlu menjalin kerjasama dengan kabupaten/kota di Sumut maupun propinsi lain sebagai lahan pemasaran hasil pertanian tersebut."Selama ini 'kan tidak, petani menilai Pemkab Karo belum berpihak kepada rakyat, sehingga timbul sikap apatis terhadap pemerintah. Masyarakat pernah menyampaikan kepada saya bahwa tidak ada gunanya pemerintah bagi mereka. Imej ini 'kan harus segera diubah sehingga rakyat merasa terlindungi," tandas Edison Sianturi. (ms)
APBD Karo
DPRD Setujui APBD Karo TA 2010 Rp542 M Lebih
Kabanjahe, (Analisa)Jelang akhir masa bakti 2004-2009 DPRD Karo bersama Pemkab Karo pacu sahkan anggaran setelah melalui berbagai tahapan melalui sidang paripurna dewan, APBD Karo TA 2010 sebesar Rp 542. miliar lebih ditandatangani pimpinan DPRD Karo Rapat Romanus Purba SH, Wakilnya Siti Aminah Peranginangin dan Adil Bangun dengan Bupati Karo Drs DD Sinulingga, Rabu (2/9) petang. Sebelum dilakukan penandatanganan kesepakatan APBD Karo TA 2010, diawali pandangan akhir fraksi-fraksi disampaikan Amanat Sembiring SE (Fraksi Golkar), Cinta Tani Sinulingga (Fraksi PDIP), Joy Harlim Sinuhaji (Fraksi Patriot Pancasila), Remita br Sembiring (Fraksi PDK Bersatu), Dinasti Tarigan (Fraksi Gabungan) atas rancangan peraturan daerah tentang APBD TA 2010.Amanat Sembiring SE, Ketua Fraksi Golkar mengatakan dapat memahami penetapan persetujuan bersama DPRD dengan Bupati Karo terhadap rancangan Perda tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah TA 2010. ”Bilamana ada yang belum sesuai dengan ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku agar disesuaikan dan ditindak lanjuti,” tegasnya.Ditambahkannya, sesuai dengan janji pemerintah bahwa usulan/kegiatan yang belum tertampung dalam APBD 2010 baik usulan pembangunan dari anggota dewan dan dana hibah bagi KPU dan Panwaslu, agar Pemkab Karo tetap komit dengan janjinya yang akan dicantum pada P-APBD 2010.Dinasti Tarigan, dari Fraksi Gabungan mengharapkan agar Pemkab Karo memperhatikan seluruh dokumen-dokumen pendukung dan normatifnya anggaran pada APBD TA 2010, dimana nantinya pada saat diajukan ke pemerintahan yang lebih tinggi (Gubernur Sumut,red) tidak ada lagi hal-hal yang perlu dikoreksi oleh pemerintah atasan sehingga akan mempercepat APBD tersebut dilaksanakan di Kabupaten Karo.Joy Harlim Sinuhaji mengatakan pembahasan KUA dan PPAS hingga pada tahap pembahasan RAPBD TA 2010 sampai pada tahapan rapat paripurna yang dilaksanakan saat ini, ia menilai dari segi politis pelaksanaan kegiatan administrasi pemerintahan maupun pelaksanaan kegiatan administrasi pembangunan telah dapat berlangsung secara demokratis. Setelah fraksi-fraksi menyampaikan pandangan akhirnya, dilakukan kesepakatan penandatangan atas rancangan peraturan daerah tentang APBD TA 2010 antara Ketua DPRD Karo Rapat Romanus Purba SH, Wakilnya Siti Aminah Peranginangin dan Adil Bangun dengan Bupati Karo Drs DD SinulinggaSementara itu Bupati Karo Drs DD Sinulingga mengatakan dengan rampungnya pembahasan rancangan Perda tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah TA 2010 ini sehingga dapat rampung dalam waktu relatif singkat. Rampungnya pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD TA 2010 tentunya akan menjadi modal kita bersama untuk melangkah lebih jauh melakukan percepatan daerah tentang APBD TA 2010. (ps)
Kabanjahe, (Analisa)Jelang akhir masa bakti 2004-2009 DPRD Karo bersama Pemkab Karo pacu sahkan anggaran setelah melalui berbagai tahapan melalui sidang paripurna dewan, APBD Karo TA 2010 sebesar Rp 542. miliar lebih ditandatangani pimpinan DPRD Karo Rapat Romanus Purba SH, Wakilnya Siti Aminah Peranginangin dan Adil Bangun dengan Bupati Karo Drs DD Sinulingga, Rabu (2/9) petang. Sebelum dilakukan penandatanganan kesepakatan APBD Karo TA 2010, diawali pandangan akhir fraksi-fraksi disampaikan Amanat Sembiring SE (Fraksi Golkar), Cinta Tani Sinulingga (Fraksi PDIP), Joy Harlim Sinuhaji (Fraksi Patriot Pancasila), Remita br Sembiring (Fraksi PDK Bersatu), Dinasti Tarigan (Fraksi Gabungan) atas rancangan peraturan daerah tentang APBD TA 2010.Amanat Sembiring SE, Ketua Fraksi Golkar mengatakan dapat memahami penetapan persetujuan bersama DPRD dengan Bupati Karo terhadap rancangan Perda tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah TA 2010. ”Bilamana ada yang belum sesuai dengan ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku agar disesuaikan dan ditindak lanjuti,” tegasnya.Ditambahkannya, sesuai dengan janji pemerintah bahwa usulan/kegiatan yang belum tertampung dalam APBD 2010 baik usulan pembangunan dari anggota dewan dan dana hibah bagi KPU dan Panwaslu, agar Pemkab Karo tetap komit dengan janjinya yang akan dicantum pada P-APBD 2010.Dinasti Tarigan, dari Fraksi Gabungan mengharapkan agar Pemkab Karo memperhatikan seluruh dokumen-dokumen pendukung dan normatifnya anggaran pada APBD TA 2010, dimana nantinya pada saat diajukan ke pemerintahan yang lebih tinggi (Gubernur Sumut,red) tidak ada lagi hal-hal yang perlu dikoreksi oleh pemerintah atasan sehingga akan mempercepat APBD tersebut dilaksanakan di Kabupaten Karo.Joy Harlim Sinuhaji mengatakan pembahasan KUA dan PPAS hingga pada tahap pembahasan RAPBD TA 2010 sampai pada tahapan rapat paripurna yang dilaksanakan saat ini, ia menilai dari segi politis pelaksanaan kegiatan administrasi pemerintahan maupun pelaksanaan kegiatan administrasi pembangunan telah dapat berlangsung secara demokratis. Setelah fraksi-fraksi menyampaikan pandangan akhirnya, dilakukan kesepakatan penandatangan atas rancangan peraturan daerah tentang APBD TA 2010 antara Ketua DPRD Karo Rapat Romanus Purba SH, Wakilnya Siti Aminah Peranginangin dan Adil Bangun dengan Bupati Karo Drs DD SinulinggaSementara itu Bupati Karo Drs DD Sinulingga mengatakan dengan rampungnya pembahasan rancangan Perda tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah TA 2010 ini sehingga dapat rampung dalam waktu relatif singkat. Rampungnya pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD TA 2010 tentunya akan menjadi modal kita bersama untuk melangkah lebih jauh melakukan percepatan daerah tentang APBD TA 2010. (ps)
Budaya Karo
Kegiatan Budaya
Merdang merdem = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mahpah = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mengket Rumah Mbaru - Pesta memasuki rumah (adat - ibadat) baru.
Mbesur-mbesuri - "Ngerires" - membuat lemang waktu padi mulai bunting.
Ndilo Udan - memanggil hujan.
Rebu-rebu - mirip pesta "kerja tahun".
Ngumbung - hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
Erpangir Ku Lau - Buang Sial.
Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" = memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
Motong Rambai - Pesta kecil keluarga - handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapi.
Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain).
Ngaloken Rawit - Upacara keluarga pemberian pisau (tumbuk lada) atau belati atau celurit kecil yang berupa permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere) - keponakan laki-laki.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Karo"
Merdang merdem = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mahpah = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mengket Rumah Mbaru - Pesta memasuki rumah (adat - ibadat) baru.
Mbesur-mbesuri - "Ngerires" - membuat lemang waktu padi mulai bunting.
Ndilo Udan - memanggil hujan.
Rebu-rebu - mirip pesta "kerja tahun".
Ngumbung - hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
Erpangir Ku Lau - Buang Sial.
Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" = memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
Motong Rambai - Pesta kecil keluarga - handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapi.
Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain).
Ngaloken Rawit - Upacara keluarga pemberian pisau (tumbuk lada) atau belati atau celurit kecil yang berupa permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere) - keponakan laki-laki.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Karo"
Beras Tagi
Brastagi Objek Wisata Sejuk dengan Panorama Indah
27/10/2008 14:40 WIB oleh ANTARA Sumut
Medan, 27/10 (ANTARA) - Brastagi yang terletak di Kabupaten Karo di punggung pegunungan Bukit Barisan, merupakan salah satu objek wisata di Sumut yangt menawarkan udara yang sejuk dan panorama yang indah. Kota pariwisata yang kaya dengan dengan komoditi pertanian berupa buah-buahan, bunga dan sayur mayur ini, berjarak sekitar 50 km dari Medan. Akan tetapi untuk mencapai kota itu dibutuhkan waktu lebih dari satu jam, karena jalan tanjakan yang berkelok-kelok dengan sisi jalan berupa jurang yang dalam.dan juga tebing yang curam. Untuk itu setiap kenderaan harus berjalan dengan ekstra hati-hati.
Di sepanjang jalan Medan-Berastagi juga terdapat objek-objek wisata yang ramai dibanjiri pelancong lokal pada hari-hari libur. Objek itu mulai dari pasar buah di Pancur Batu, pemandian di Sembahe, air hangat di Lau Debuk-debuk dan Taman Wisata Sibolangit yang berdampingan dengan bumi perkemahan pramuka nasional.
Menjelang Berastagi persisnya di Tongkoh pada kawasan tikungan yang tajam, pelancong dapat menikmati jagung rebus yang baru dipetik dari pohonnya. Di sini terdapat bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan. Luas seluruh tahura ini mencapai 55.600 ha yang merupakan tahura ke-3 di Indonesia setelah Tahura Ir.H. Djuanda di Bandung dan Tahura Dr. Mohd Hatta di Padang. Tahura ini diresmikan tahun 1989, yang di lokasi ini tidak saja terdapat rumah adat Karo, tapi juga Batak Toba, Mandailing dan Nias..
Selain berfungsi sebagai lokasi rekreasi hutan, tahura ini juga berperanan sebagai sarana ilmu pengetahuan, pendidikan, pembinaan generasi generasi muda guna memperdalam kecintaan akan pelestarian alam serta meningkatkan hydrologis daerah aliran sungai.
Berastagi sendiri menawarkan berbagai fasilitas untuk berbagai kalangan pelancong mulai dari kalangan papan bawah sampai elite. Fasilitas itu berupa hotel-hotel berbintang, hotel kelas melati, losmen sampai pada rumah-rumah penginapan. Berbagai perusahaan besar juga memiliki pesanggrahan yang sekelas dengan hotel berbintang. Fasilitas lainnya berupa lapangan golf, kolam renang dan kuda tunggangan yang dihela pemiliknya dengan berjalan kaki.
Fasilitas lainnya berupa fasilitas alam diantaranya air terjun “Sikulailap” yang tidak jauh dari kotaq Berastagi. Kemudian lokasi pendakian Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung, yang pada hari-hari cerah cukup ramai dengan kawula muda pencinta alam. Tidak terlalu jauh dari Gunung Sinabung terdapat Danau Lau Kawar yang masih alami dan belum terjamah dengan pembangunan. Objek yang terakhir ini menjadi kegandrungan pada remaja karena suasananya yang alamiah dan bebas polusi.
27/10/2008 14:40 WIB oleh ANTARA Sumut
Medan, 27/10 (ANTARA) - Brastagi yang terletak di Kabupaten Karo di punggung pegunungan Bukit Barisan, merupakan salah satu objek wisata di Sumut yangt menawarkan udara yang sejuk dan panorama yang indah. Kota pariwisata yang kaya dengan dengan komoditi pertanian berupa buah-buahan, bunga dan sayur mayur ini, berjarak sekitar 50 km dari Medan. Akan tetapi untuk mencapai kota itu dibutuhkan waktu lebih dari satu jam, karena jalan tanjakan yang berkelok-kelok dengan sisi jalan berupa jurang yang dalam.dan juga tebing yang curam. Untuk itu setiap kenderaan harus berjalan dengan ekstra hati-hati.
Di sepanjang jalan Medan-Berastagi juga terdapat objek-objek wisata yang ramai dibanjiri pelancong lokal pada hari-hari libur. Objek itu mulai dari pasar buah di Pancur Batu, pemandian di Sembahe, air hangat di Lau Debuk-debuk dan Taman Wisata Sibolangit yang berdampingan dengan bumi perkemahan pramuka nasional.
Menjelang Berastagi persisnya di Tongkoh pada kawasan tikungan yang tajam, pelancong dapat menikmati jagung rebus yang baru dipetik dari pohonnya. Di sini terdapat bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan. Luas seluruh tahura ini mencapai 55.600 ha yang merupakan tahura ke-3 di Indonesia setelah Tahura Ir.H. Djuanda di Bandung dan Tahura Dr. Mohd Hatta di Padang. Tahura ini diresmikan tahun 1989, yang di lokasi ini tidak saja terdapat rumah adat Karo, tapi juga Batak Toba, Mandailing dan Nias..
Selain berfungsi sebagai lokasi rekreasi hutan, tahura ini juga berperanan sebagai sarana ilmu pengetahuan, pendidikan, pembinaan generasi generasi muda guna memperdalam kecintaan akan pelestarian alam serta meningkatkan hydrologis daerah aliran sungai.
Berastagi sendiri menawarkan berbagai fasilitas untuk berbagai kalangan pelancong mulai dari kalangan papan bawah sampai elite. Fasilitas itu berupa hotel-hotel berbintang, hotel kelas melati, losmen sampai pada rumah-rumah penginapan. Berbagai perusahaan besar juga memiliki pesanggrahan yang sekelas dengan hotel berbintang. Fasilitas lainnya berupa lapangan golf, kolam renang dan kuda tunggangan yang dihela pemiliknya dengan berjalan kaki.
Fasilitas lainnya berupa fasilitas alam diantaranya air terjun “Sikulailap” yang tidak jauh dari kotaq Berastagi. Kemudian lokasi pendakian Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung, yang pada hari-hari cerah cukup ramai dengan kawula muda pencinta alam. Tidak terlalu jauh dari Gunung Sinabung terdapat Danau Lau Kawar yang masih alami dan belum terjamah dengan pembangunan. Objek yang terakhir ini menjadi kegandrungan pada remaja karena suasananya yang alamiah dan bebas polusi.
Kuala Namu Airport
Ahoi.. Kuala Namo Internasional Airport
21/01/2009 15:06 WIB Catatan : Jenda Bangun
Nama bandara di Indonesia hampir merata menjadi penanda khas daerah. Dominan penamaannya dipilih dari tokoh-tokoh terkemuka daerah setempat. Beberapa contoh misalnya di Makassar, Bandara Hasanuddin di Ambon, Bandara Pattimura,di Bandung, Husein Sastranegara,di Bogor, Bandara Atang Sanjaya,di Batam, Bandara Hang Nadim ,di Banda Aceh, Bandara Sultan Iskandar Muda,di Lhok Seumawe, Bandara Malikus Saleh,di Denpasar, Bandara Ngurah Rai,d Manado, Bandara Sam Ratulangi,di Banjarmasin, Syamsuddin Noor,di Palembang, Bandara Sultan Mahmud Baharuddin,di Palangkaraya, Bandara Tjilik Riwut,di Kupang, Bandara El Tari.
Memang, tak semua daerah menamai bandara dengan nama tokoh setempat. Tetapi, tetap mencerminkan ciri-ciri khas daerah itu. Padang menamakan pelabuhan udaranya Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Mataram bernama Selaparang karena dulu ada Kerajaan Selaparang di Lombok. Ada juga yang nama tempat, seperti Bandara Sentani di Jayapura.
Bnisa jadi yang agak khas adalah nama bandara Polonia di Medan. Kalau dicari-cari di internet, Polonia yakni nama Latin untuk Polandia. Kabarnya, dulu ada orang Polandia, Baron Michalsky, mendapatkan konsesi penanaman tembakau dari Kolonial Belanda pada 1872. Daerah konsesi tembakau itulah kemudian dia namakan Polonia untuk mengenang negeri kelahirannya. Ternyata, nama bandara di Medan tetap terkait nama tempat bandara dibangun, daerah Polonia.
Kalau bandara daerah menamakan dengan nama-nama tokoh atau ikon khas setempat, sangat pas juga ketika nama bandara internasional di Jakarta mengabadikan ”tokoh nasional”, yakni Soekarno-Hatta. Status bandara itu memang bukan bandara ”daerah”, tapi bandara ”pusat”. Karena itu, bandara tersebut dinamai dengan dua negarawan tersebut. Tapi jangan lupa, sebelum pindah ke daerah Cengkareng, dulu namanya juga tokoh setempat, yaitu Halim Perdanakusumah.
Yang agak menarik perhatian adalah, adrenalin masyarakat Sumut dalam mempersiapkan nama bandara di Kuala Namu. Sebenarnya wilayah tempat dibangun bandara berada di kawasan Deliserdang yang konon dulunya berdiri Kerapatan Adat Kesultanan Serdang. Tapi, itu jadul alias jaman dulu. Untuk memudahkannya, memang banyak pihak menawarkan argumentasi yang rada masuk akal dan ”pantas” dengan nama yang diusung.Mungkinkah ‘merek” yang dibawa lebih terkesan berkarakter dan lebih unggul dibandingkan dengan sebutan Kuala Namu Internasional Airport (KNIA)?
Bisa jadi model yang ditawarkan masyarakat tadi tidak sendirian. Bandara Ngurah Rai sebagai contoh. Selalu disebut Bandara Ngurah Rai, Denpasar padahal, tempatnya di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
Tapi, bukan itu yang paling menarik di sini. Nama Kuala Namu Internasional Airport (KNIA) itu sendiri ternyata sangat berkaitan dengan lokasi berdirinya bandara baru tersebut. Nama yang kemarin dikumandangkan Tuanku Luckman Sinar Basarshah II SH untuk bangsa ini memang tak diragukan lagi argumentasinya.
Konon kawasan yang dimanfaatkan sebagai lokasi bandara tersebut daerah kekuasaan Kerajaan Serdang abad XIX yang dipimpin Sultan Basyaruddin Syaiful Alamsyah.Wilayah radius 2 hektar membentang di seputaran istana Darul Arif di Kampung Besar Serdang (kini Kecamatan Beringin ) dan meliputi Kuala Namo.
Heroisme yang ditorehkannya dalam menghadapi kolonialisme Belanda histori yang sangat kental untuk diabadikan.Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan rakyat dan pembangunan perkebunan di kawasan tersebut.Keterbukaan dalam memerintah serta hidup berdampingan dengan dunia luar khususnya investor di bidang perkebunan disambut positif bersama aturan main yang tegas.Salah satunya adalah mengizinkan investor asing berusaha dengan memberikan hak konsesi ( hak guna usaha ) di kawasan Kuala Namu, dengan syarat hak ulayat itu dikembalikan manakala masa berlaku izin berakhir.
21/01/2009 15:06 WIB Catatan : Jenda Bangun
Nama bandara di Indonesia hampir merata menjadi penanda khas daerah. Dominan penamaannya dipilih dari tokoh-tokoh terkemuka daerah setempat. Beberapa contoh misalnya di Makassar, Bandara Hasanuddin di Ambon, Bandara Pattimura,di Bandung, Husein Sastranegara,di Bogor, Bandara Atang Sanjaya,di Batam, Bandara Hang Nadim ,di Banda Aceh, Bandara Sultan Iskandar Muda,di Lhok Seumawe, Bandara Malikus Saleh,di Denpasar, Bandara Ngurah Rai,d Manado, Bandara Sam Ratulangi,di Banjarmasin, Syamsuddin Noor,di Palembang, Bandara Sultan Mahmud Baharuddin,di Palangkaraya, Bandara Tjilik Riwut,di Kupang, Bandara El Tari.
Memang, tak semua daerah menamai bandara dengan nama tokoh setempat. Tetapi, tetap mencerminkan ciri-ciri khas daerah itu. Padang menamakan pelabuhan udaranya Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Mataram bernama Selaparang karena dulu ada Kerajaan Selaparang di Lombok. Ada juga yang nama tempat, seperti Bandara Sentani di Jayapura.
Bnisa jadi yang agak khas adalah nama bandara Polonia di Medan. Kalau dicari-cari di internet, Polonia yakni nama Latin untuk Polandia. Kabarnya, dulu ada orang Polandia, Baron Michalsky, mendapatkan konsesi penanaman tembakau dari Kolonial Belanda pada 1872. Daerah konsesi tembakau itulah kemudian dia namakan Polonia untuk mengenang negeri kelahirannya. Ternyata, nama bandara di Medan tetap terkait nama tempat bandara dibangun, daerah Polonia.
Kalau bandara daerah menamakan dengan nama-nama tokoh atau ikon khas setempat, sangat pas juga ketika nama bandara internasional di Jakarta mengabadikan ”tokoh nasional”, yakni Soekarno-Hatta. Status bandara itu memang bukan bandara ”daerah”, tapi bandara ”pusat”. Karena itu, bandara tersebut dinamai dengan dua negarawan tersebut. Tapi jangan lupa, sebelum pindah ke daerah Cengkareng, dulu namanya juga tokoh setempat, yaitu Halim Perdanakusumah.
Yang agak menarik perhatian adalah, adrenalin masyarakat Sumut dalam mempersiapkan nama bandara di Kuala Namu. Sebenarnya wilayah tempat dibangun bandara berada di kawasan Deliserdang yang konon dulunya berdiri Kerapatan Adat Kesultanan Serdang. Tapi, itu jadul alias jaman dulu. Untuk memudahkannya, memang banyak pihak menawarkan argumentasi yang rada masuk akal dan ”pantas” dengan nama yang diusung.Mungkinkah ‘merek” yang dibawa lebih terkesan berkarakter dan lebih unggul dibandingkan dengan sebutan Kuala Namu Internasional Airport (KNIA)?
Bisa jadi model yang ditawarkan masyarakat tadi tidak sendirian. Bandara Ngurah Rai sebagai contoh. Selalu disebut Bandara Ngurah Rai, Denpasar padahal, tempatnya di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.
Tapi, bukan itu yang paling menarik di sini. Nama Kuala Namu Internasional Airport (KNIA) itu sendiri ternyata sangat berkaitan dengan lokasi berdirinya bandara baru tersebut. Nama yang kemarin dikumandangkan Tuanku Luckman Sinar Basarshah II SH untuk bangsa ini memang tak diragukan lagi argumentasinya.
Konon kawasan yang dimanfaatkan sebagai lokasi bandara tersebut daerah kekuasaan Kerajaan Serdang abad XIX yang dipimpin Sultan Basyaruddin Syaiful Alamsyah.Wilayah radius 2 hektar membentang di seputaran istana Darul Arif di Kampung Besar Serdang (kini Kecamatan Beringin ) dan meliputi Kuala Namo.
Heroisme yang ditorehkannya dalam menghadapi kolonialisme Belanda histori yang sangat kental untuk diabadikan.Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan rakyat dan pembangunan perkebunan di kawasan tersebut.Keterbukaan dalam memerintah serta hidup berdampingan dengan dunia luar khususnya investor di bidang perkebunan disambut positif bersama aturan main yang tegas.Salah satunya adalah mengizinkan investor asing berusaha dengan memberikan hak konsesi ( hak guna usaha ) di kawasan Kuala Namu, dengan syarat hak ulayat itu dikembalikan manakala masa berlaku izin berakhir.
UFO
UFO Terbang di Atas Chongqing
28/08/2009 11:53 WIB oleh ANTARA Sumut
Beijing (ANTARA News/Xinhuanet-OANA) - Sekitar pukul 22:00 waktu setempat pada 23 Agustus, satu benda tak dikenal yang terbang (UFO) terlihat di udara di atas Jalan Beibei Binjiang di Chongqing, China.
UFP tersebut berbentuk “V” dan warnanya berubah mulai dari merah, biru, hijau, kuning sampai putih dengan jeda singkat. Ratusan orang menyaksikannya tapi tak seorang pun mendengar suara yang dikeluarkan oleh benda asing itu atau peralatan pendorongnya.
Selama setengah jam UFO tersebut terlihat, satu pesawat sipil melintas. Para saksi mata membandingkan pesawat sipil itu dengan UFO dan mendapati bahwa UFO jelas terbang pada tempat yang lebih tinggi.
Setelah terbang sekitar setengah jam, batas luar UFO mulai berkelap-kelip lalu benda asing tersebut menghilang di dalam kegelapan malam.(*)
28/08/2009 11:53 WIB oleh ANTARA Sumut
Beijing (ANTARA News/Xinhuanet-OANA) - Sekitar pukul 22:00 waktu setempat pada 23 Agustus, satu benda tak dikenal yang terbang (UFO) terlihat di udara di atas Jalan Beibei Binjiang di Chongqing, China.
UFP tersebut berbentuk “V” dan warnanya berubah mulai dari merah, biru, hijau, kuning sampai putih dengan jeda singkat. Ratusan orang menyaksikannya tapi tak seorang pun mendengar suara yang dikeluarkan oleh benda asing itu atau peralatan pendorongnya.
Selama setengah jam UFO tersebut terlihat, satu pesawat sipil melintas. Para saksi mata membandingkan pesawat sipil itu dengan UFO dan mendapati bahwa UFO jelas terbang pada tempat yang lebih tinggi.
Setelah terbang sekitar setengah jam, batas luar UFO mulai berkelap-kelip lalu benda asing tersebut menghilang di dalam kegelapan malam.(*)
Korupsi Nina Nake...
Korupsi Dalam Pembangunan Kantor Bupati Karo
June 18, 2009 Medan, 18/6 (www.antarasumut.com).- Pembangunan kantor Bupati Karo yang menghabiskan dana Rp 31 milyar yang bersumber dari APBN, diduga terjadi korupsi yang dilakukan oknum pejabat Pemkab Karo yang dipercaya menangani pembangunan proyek tersebut. Oknum yang dicurigai terlibat korupsi dalam proyek tersebut masing-masing Kadis Pekerjaan Umum Daerah, Ir. Amry Tarigan dan Kabid Bina Program, Chandra Tarigan Amd.
Harian SKALA INDONESIA terbitan Kamis (18/6) pada rubrik “Berita Kriminal & Peristiwa” halaman-3 memberitakan, Kepala Kejaksaan Negeri Kabanjahe, M. Hutasuhut SH mengatakan, belum ada menerima laporan tentang kemungkinan tindak korupsi pada pembangunan kantor Bupati Karo yang terletak di Jalan Jamin Gintings, Kabanjahe. Namun Kajari menjanjikan akan mengusut kasus tersebut, kemungkinan ada korupsi.
Pembangunan proyek yang dananya bersumber dari APBN tahun 2007 itu, pada tahap pertama dimenangkan PT Adhemix Precas Indonesia dengan nilai proyek Rp 28 milyar, dan tahap ke-2 dengan nilai proyek sebesar Rp 3 milyar.
June 18, 2009 Medan, 18/6 (www.antarasumut.com).- Pembangunan kantor Bupati Karo yang menghabiskan dana Rp 31 milyar yang bersumber dari APBN, diduga terjadi korupsi yang dilakukan oknum pejabat Pemkab Karo yang dipercaya menangani pembangunan proyek tersebut. Oknum yang dicurigai terlibat korupsi dalam proyek tersebut masing-masing Kadis Pekerjaan Umum Daerah, Ir. Amry Tarigan dan Kabid Bina Program, Chandra Tarigan Amd.
Harian SKALA INDONESIA terbitan Kamis (18/6) pada rubrik “Berita Kriminal & Peristiwa” halaman-3 memberitakan, Kepala Kejaksaan Negeri Kabanjahe, M. Hutasuhut SH mengatakan, belum ada menerima laporan tentang kemungkinan tindak korupsi pada pembangunan kantor Bupati Karo yang terletak di Jalan Jamin Gintings, Kabanjahe. Namun Kajari menjanjikan akan mengusut kasus tersebut, kemungkinan ada korupsi.
Pembangunan proyek yang dananya bersumber dari APBN tahun 2007 itu, pada tahap pertama dimenangkan PT Adhemix Precas Indonesia dengan nilai proyek Rp 28 milyar, dan tahap ke-2 dengan nilai proyek sebesar Rp 3 milyar.
Karo Community College
Karo Community College Untuk Cetak Wirausahawan
June 24, 2009 Medan, 24/6 (www.antarasumut.com).- Karo Community College (KCC), sebuah lembaga pendidikan pra universitas yang dibuka di Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo, Sumut, membuka kesempatan bagi lulusan SMA atau yang sederajat menjadi wirausahawan setelah menempuh pendidikan di lembaga ini. Demikian diberitakan HARIAN BERSAMA terbitan Rabu (24/6) pada rubrik “Tanah Karo Simalem” pada halaman-7.
Direktur KCC, Henndy Ginting MSi mengatakan, KCC merupakan pendidikan non formal, yang dikembangkan atas kerjasama Pemkab Karo dengan Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Lulusan dari lembaga ini dapat ditransfer ke Universitas Maranatha, guna meraih gelar akademik, sesuai dengan jurusan yang diikuti. Pemkab Karo juga menyediakan bea siswa bagi siswa yang berprestasi.
June 24, 2009 Medan, 24/6 (www.antarasumut.com).- Karo Community College (KCC), sebuah lembaga pendidikan pra universitas yang dibuka di Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo, Sumut, membuka kesempatan bagi lulusan SMA atau yang sederajat menjadi wirausahawan setelah menempuh pendidikan di lembaga ini. Demikian diberitakan HARIAN BERSAMA terbitan Rabu (24/6) pada rubrik “Tanah Karo Simalem” pada halaman-7.
Direktur KCC, Henndy Ginting MSi mengatakan, KCC merupakan pendidikan non formal, yang dikembangkan atas kerjasama Pemkab Karo dengan Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Lulusan dari lembaga ini dapat ditransfer ke Universitas Maranatha, guna meraih gelar akademik, sesuai dengan jurusan yang diikuti. Pemkab Karo juga menyediakan bea siswa bagi siswa yang berprestasi.
Bebas Test
101 Siswa Lulusan SMA Karo Masuk PTN Bebas Test
July 10, 2009
Medan, 10/7 (www.antarasumut.com).- Kabupaten Karo, Sumut, boleh berbangga hati. Dari 2.789 siswa lulusan SMA di kabupaten ini, sebanyak 101 orang di antaranya masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa test. Harian SKALA INDONESIA terbitan Selasa (10/2) pada rubrik “Berita Daerah” halaman-5 melaporkan, PTN yang ditembus pelajar Karo itu bukan saja di Sumut, tapi di seluruh Indonesia.
Kadiknas Pemkab Karo, Drs. Seruan Sembiring MSi mengatakan, jumlah siswa dari 16 SMU Karo yang lulus Ujian Nasional (UN) bulan lalu sebanyak 2.798 orang dengan perincian jurusan IPA 1.503 orang dan jurusan IPS 1.295 orang. Siswa bebas test masuk PTN yakni dari SMAN-1 Kabanjahe 36 orang, SMAN-2 Kabanjahe 6 orang, SMAN-1 Berastagi 11 orang, SMAN-1 Barus Jahe 1 orang, SMAN Payung 3 orang, SMAN Simpang Empat 5 orang.
Kemudian SMA Swasta Perguruan Bersama 4 orang, SMA Swasta GBKP Kabanjahe 2 orang, SMA Swasta Perguruan Masehi 4 orang, SMA Swasta Perguruan Santa Maria 1 orang. SMAN Juhar 1 orang, SMAN Tiga Binanga 9 orang, SMA Lau Baleng 2 orang, SMA Swasta Rum Katholik-I 2 orang, SMAN Tiga Panah 9 orang dan SMAN Munthe 5 orang.
July 10, 2009
Medan, 10/7 (www.antarasumut.com).- Kabupaten Karo, Sumut, boleh berbangga hati. Dari 2.789 siswa lulusan SMA di kabupaten ini, sebanyak 101 orang di antaranya masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa test. Harian SKALA INDONESIA terbitan Selasa (10/2) pada rubrik “Berita Daerah” halaman-5 melaporkan, PTN yang ditembus pelajar Karo itu bukan saja di Sumut, tapi di seluruh Indonesia.
Kadiknas Pemkab Karo, Drs. Seruan Sembiring MSi mengatakan, jumlah siswa dari 16 SMU Karo yang lulus Ujian Nasional (UN) bulan lalu sebanyak 2.798 orang dengan perincian jurusan IPA 1.503 orang dan jurusan IPS 1.295 orang. Siswa bebas test masuk PTN yakni dari SMAN-1 Kabanjahe 36 orang, SMAN-2 Kabanjahe 6 orang, SMAN-1 Berastagi 11 orang, SMAN-1 Barus Jahe 1 orang, SMAN Payung 3 orang, SMAN Simpang Empat 5 orang.
Kemudian SMA Swasta Perguruan Bersama 4 orang, SMA Swasta GBKP Kabanjahe 2 orang, SMA Swasta Perguruan Masehi 4 orang, SMA Swasta Perguruan Santa Maria 1 orang. SMAN Juhar 1 orang, SMAN Tiga Binanga 9 orang, SMA Lau Baleng 2 orang, SMA Swasta Rum Katholik-I 2 orang, SMAN Tiga Panah 9 orang dan SMAN Munthe 5 orang.
Selasa, 01 September 2009
Langganan:
Postingan (Atom)